Minggu, 30 November 2014

INSEMINASI BUATAN (IB) PADA TERNAK SAPI




INSEMINASI BUATAN (IB) PADA TERNAK SAPI \
INSEMINASI BUATAN (IB) PADA TERNAK SAPI

PENDAHULUAN
Pembangunan sub sektor peternakan sebagai bagian dari pembangunan nasional mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah, diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi melalui usaha pembangunan ternak sapi potong, hal ini untuk mencukupi kebutuhan protein hewani khususnya daging. Untuk mencapai tujuan tersebut akan ditempuh usaha pembangunan dan penerapan teknologi tepat guna : (1) Meningkatkan jumlah maupun mutu ternak (2) Pemeliharaan kesehatan, (3) Penyuluhan, (4) Pembinaan serta penyediaan sarana prasarana, (5) Pemanfaatan limbah peternakan.
Dalam melaksanakan pembangunan peternakan, perhatian khususnya perlu diberikan kepada pengembangan peternakan rakyat yang merupakan bagian terbesar dari peternak di Indonesia, meningkatkan peranan koperasi dan keikutsertaan usaha swasta.
Salah satu yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi daging dan anak sapi atau pedet adalah dengan meningkatkan jumlah pemilikan sapi potong dan mutu genetik ternak. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan Inseminasi Buatan (IB) pada sapi potong, karena semen yang digunakan terhadap IB berasal dari sapi jantan yang genetiknya baik dan angka Service Per Conception yang rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan kawin alam.
IB merupakan suatu bentuk bioteknologi reproduksi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi potong dengan sasaran akhir peningkatan pendapatan petani peternak. Dengan demikian IB perlu ditingkatkan melalui upaya-upaya yang intensif, kontiniyu dan berkesinambungan dengan penekanan pada aspek peningkatan mutu dan perluasan jangkauan pelayanan IB dalam bentuk satuan pelayanan inseminasi buatan (SPIB) dengan mewujudkan pelayanan IB yang prima dan memasyarakat.

PENGERTIAN INSEMINASI BUATAN
Inseminasi Buatan (IB) adalah pemasukan atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin betina dengan menggunakan alat-alat buatan manusia, jadi bukan secara alam. Dalam praktek prosedur IB tidak hanya meliputi deposisi atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin betina, tetapi juga tak lain mencakup seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengangkutan semen, Inseminasi, pencatatan dan juga penentuan hasil inseminasi pada hewan betina, bimbingan dan penyuluhan pada ternak .

Manfaat Inseminasi Buatan
v  Efisiensi waktu, dimana untuk mengawinkan            sapi peternak   tidak perlu lagi mencari sapi pejantan (bull),   mereka cukup menghubungi inseminator di daerah    mereka dan menentukan jenis bibit (semen) yang             mereka inginkan.
v  Efisiensi biaya, dengan adanya inseminasi     buatan             peternak tidak             perlu lagi memelihara pejantan           sapi, sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan            untuk indukan saja.
v  Memperbaiki kualitas sapi, dengan adanya inseminasi           buatan sapi lokal sekalipun dapat menghasilkan anak     sapi unggul seperti Simmental, limousine dan            charolise.

Deteksi Birahi
Deteksi birahi  adalah salah satu faktor yang sangat menetukan sukses atau tidaknya program IB pada ternak. Menurut hasil penelitian dinyatakan bahwa reproduksi yang baik ditunjukkan terdeteksi atau tidaknya sapi tersebut pada waktu birahi
Tanda – Tanda  Birahi
-                      Pada tahap awal sapi betina membaui sapi lainnya
-                       Berusaha menaiki sapi lainnya tetapi belum mau untuk dinaiki
-                       Vulva mulai membesar dan Bengkak, Merah, dan Hangat
-                       Sering urinasi
-                       Sapi betina akan diam apabila dinaiki sapi lainnya
-                       Lebih sering melenguh
-                       Nafsu makan menurun
-                       Terdapat lendir pada bagian vulva

Siklus Birahi
Pada sapi yang tidak bunting, Satu siklus birahi yang normal terjadi setiap 18 – 24 hari dengan rata-rata 21 hari.
Jika siklus bertambah diatas 30 hari maka perlu diperhatikan tetang deteksi berahinya, nutrisi yang rendah atau adanya penyakit reproduksi.
Hal-hal yang dapat menyebabkan lamanya siklus birahi tidak beraturan antara lain:
-                      Birahi semu
-                       Kematian embrio dini
-                       Mutu pakan yang jelek
-                       Ketidak seimbangan hormon.



PERALATAN INSEMINASI BUATAN
  • Termos transport (bisa juga dengan termos air ukuran kecil), digunakan inseminator untuk membawa bibit ke lokasi ternak sapi yang akan dikawinkan.
  • Gunting, sebaiknya gunting yang digunakan adalah gunting steril, gunting digunakan untuk memotong ujung straw semen beku.
  • Gun, ini merupakan alat utama untuk menghantarkan semen beku ke dalam uterus sapi betina.
  • Glove, sarung tangan dari plastik digunakan untuk melindungi tangan dari kotoran sapi, selain itu untuk menghindari penyakit menular baik yang zoonosis sekalipun.
  • Plastic sheet, plastik perupa pipet yang digunakan untuk membungkus gun yang telah diisi dengan straw semen beku.
  • Pinset, digunakan untuk mengambil straw dari dalam termos
  • Air, sebaiknya air hangat digunakan untuk mencairkan semen beku.

Prosedur Inseminasi Buatan pada Sapi
Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:
-          Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB), semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC.
-          Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37oC, selama 7-18 detik.
-          Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
-          Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih.
-          Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw.
-          Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat.
-          Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum.
-          Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu.
-          Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
-          Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar